logamseng. Dimasukkan larutan HCl dan larutan inhibitor ke dalam wadah uji, dengan perbandingan 2:1. Sampel seng yang telah disiapkan masing-masing dicelupkan dan direndam ke dalam campuran larutan HCl dan larutan inhibitor dari ekstrak biji kopi. Waktu perendaman seng di dalam larutan HCl dilakukan dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, Dekontaminasi Alat – Alat Kesehatan/ Instrument dan Cleaning di CSSD oleh MM Wisni Suryandari, SKp 31/10/2020 1 PENDAHULUAN Pasien dan nakes berisiko mendapatkan infeksi. Infeksi nosokomial dapat dicegah / dikendalikan dengan beberapa strategi pencegahan infeksi Salah satu strategi pencegahan infeksi adalah dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi Tujuan UNIT STERILISASI Memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit Pengertian Dekontaminasi Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya. Indikasi Dekontaminasi Alat medis habis pakai Permukaan meja / permukaan lain yang tercemar / tumpahan darah atau cairan tubuh pasien Linen bekas pakai yang tercemar darah / atau cairan tubuh pasien Dekontaminasi 1 31/10/2020 Dekontaminasi dimulai setelah peralatan, instrumen maupun alat bantu bedah lainnya digunakan pada pasien dan dianggap terkontaminasi. 6 Dekontaminasi 2 Peralatan pakai ulang reuseable dipisahkan dari peralatan sekali pakai dispossable pada titik penggunaan. Peralatan pakai ulang harus dikondisikan lembab atau basah untuk mencegah pengeringan materi organik yang menempel pada alat 31/10/2020 7 Dekontaminasi 3 31/10/2020 Peralatan yang telah digunakan segera diantar ke ruang dekontaminasi dengan aman dan cegah kemungkinan terjadinya kontaminasi pada pasien, staf medis maupun fasilitas kesehatan lainnya. 8 Dekontaminasi Cairan untuk perendaman alat dapat berupa air, larutan enzimatik, larutan detergen maupun disinfektan. Peralatan medis harus ditransportasikan ke ruangan dekontaminasi dalam wadah plastik anti bocor atau wadah tertutup untuk menghindari tumpahnya cairan perendam. 31/10/2020 9 Dekontaminasi 4 31/10/2020 Semua Peralatan medis yang terkontaminasi harus diantarkan ke CSSD melalui ruangan dekontaminasi. 10 Daerah Dekontaminasi Lokasi daerah dekontaminasi harus terpisah dari pola lalu lintas utama. Lokasi Yang ideal pada lantai yang sama dengan kamar operasi dengan lorong khusus dari kamar operasi ke daerah dekontaminasi. 31/10/2020 11 Daerah Dekontaminasi Persyaratan ruangan dekontaminasi v Ventilasi 1. Harus ada exhaust udara keluar dari gedung 2. Pertukaran udara minimum 10 kali per jam 3. Tekanan negatif pada daerah dekontaminasi 31/10/2020 12 Prosedur dekontaminasi Cuci tangan Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri apron, masker, kaca mata kalau perlu Rendam alat medis segera setelah dipakai dalam larutan klorin 0. 5 % selama 10 menit. Seluruh alat medis harus terendam dalam larutan klorin. Buka sarung tangan Cuci tangan Prosedur dekontaminasi permukaan yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien Cuci tangan Pakai APD sarung tangan, apron, masker, kaca mata Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas/tisu Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah medis Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin 0. 5 % Buka sarung tangan Pembersihan Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat pada peralatan medis setelah dilakukan dekontaminasi dengan menggunakan air mengalir, sikat detergen sehingga kotoran / bahan organik hilang dari permukaan PEMBERSIHAN Cara pembersihan Manual Mesin Aspek Fundamental Pembersihan Aspek fundamental proses pembersihan 1. Materi organik yang menempel pada permukaan instrumen merupakan media bagi pertumbuhan mikroorganisme yang juga akan mempengaruhi efektifitas proses sterilisasi 2. Rekomendasi pembersihan alat dari pabrik pembuatnya harus selalu diikuti dengan seksama. 31/10/2020 17 Aspek Fundamental Pembersihan 3. Semua alat/instrumen yang dapat dibongkarpasang harus dibongkar pada saat akan dibersihkan. 4. Friksi merupakan dasar proses pembersihan manual, sedangkan detergen berperan mengikat kotoran sehingga kotoran mudah rontok pada saat dibersihkan. 31/10/2020 18 Aspek Fundamental Pembersihan 5. Setiap alat harus mengalami pemeriksaan pada setiap tahapan proses yang dilalui baik pada saat penerimaan, pengemasan maupun pada titik pemakaian. Operator pencucian harus mengetahui dengan pasti pemakaian pencuci mana yang tepat untuk peralatan tertentu 31/10/2020 19 Prosedur Pembersihan Cara Manual Cuci tangan Pakai APD sarung tangan, apron, masker, kaca mata Bilas alat medis yang telah didekontaminasi dengan air mengalir Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas Sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan Bilas sampai bersih dalam air hangat Bersihkan sikat dan bak pencuci Keringkan alat medis dengan kain atau di udara Buka sarung tangan dan alat pelindung lain Cuci tangan Desinfeksi Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme virus, bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis dengan menggunakan cairan disinfektan Klasifikasi alat-alat medis menurut Dr. Earl Spaulding Peralatan Kritis Peralatan semi kritis Peralatan non kritis Peralatan kritis Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril atau sistem pembuluh darah. Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi Contoh instrumen bedah, kateter intravena, kateter jantung, dll Peralatan Semi Kritis Peralatan yang masuk / kontak dengan membran mukosa tubuh. Pengelolaan peralatan medis dengan disinfeksi tingkat tinggi. Contoh endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube Peralatan Non Kritis Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang utuh. Pengelolaan peralatan medis dengan cara disinfeksi tingkat intermediate / tingkat rendah Contoh Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen, apron. Tinjauan Umum Disinfektan Pemilihan agen disinfeksi didasarkan pada Tujuan pemakaian Derajat disinfeksi yang diharapkan, kompatibilitas disinfektan dengan alat medis Cost , keamanan dan kemudahan penggunaannya. 31/10/2020 26 Tinjauan Umum Disinfektan Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kimia dari disinfektan adalah v Pembersihan yang baik. v Beban kandungan materi organik. v Tipe dan jumlah mikroorganime. v Suhu dan Waktu. v Tingkat keasaman atau kebasahan p. H. v Tingkat kekerasan air hardness of water 31/10/2020 27 Tinjauan Umum Disinfektan v Low Level Disinfection LLD Disinfektan jenis ini tidak memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri, mycobacterium semua fungi, maupun semua virus ukuran kecil dan sedang. 31/10/2020 28 Sterilisasi Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme pada peralatan medis termasuk endospora yang dapat dilakukan melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator Alur PROSES Alat Medis BEKAS PAKAI Pre Cleaning Pembersihan Cuci bersih, tiriskan, keringkan Sterilisasi peralatan kritis Masuk dalam pembuluh darah/jaringan tubuh Instrumen bedah Disinfeksi tingkat tinggi Disinfeksi tingkat rendah peralatan semi kritikal peralatan non kritikal Masuk dalam mucosa tubuh Hanya pada permukaan tubuh yang utuh Endotracheal tube, NGT Tensi meter, termometer Kesalahan-kesalahan pengelolaan alat-alat medis Pembersihan tidak adekuat Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat Penyimpanan tidak benar Penyimpanan basah setelah sterilisasi Terima Kasih 31/10/2020 32 FISERIESIV - 1 : 1 - 6, Juli 2015 ISSN 2301-4172 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA GABUS (Channa striata) YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN EKSTRAK HIPOFISA TOMAN (Channa micropeltes) GROWTH AND SURVIVAL RATE OF SNAKEHEAD LARVAE (Channa striata) WITH DIPPING IN PITUITARY EXTRACT GIANT SNAKEHEAD (Channa micropeltes) Al-Fathansyah², Muslimˡ, dan Khusnul Khotimah² ˡ Program Studi

Perawatan/Pemeliharaan alat-alat gelas perlu kita perhatikan juga untuk membuat alat-alat gelas menjadi awet dan tahan lama. Harga alat-alat gelas terbilang cukup mahal. Oleh karena itu, kita perlu untuk merawat dan memelihara peralatan yang kita gunakan. Pencucian Alat Gelas Secara Umum Alat Gelas Baru Alat gelas baru biasanya agak bersifat alkalis. Untuk menetralkannya, alat gelas direndam dalam larutan HCl 2% selama 24 jam. Selanjutnya cuci 2 kali dengan air kran dan bilas dengan aquadest, lalu keringkan. Alat Gelas Kotor Buanglah sisa bahan terdapat didalam alat gelas atau wadah tersebut. Apabila bahan dianggap bersifat menular seperti tinja, sputum, CSF, pus, darah, urine, dan media yang mengandung biakan kuman, maka bahan tersebut harus didestruksi terlebih dahulu. Destruksi dapat dilakukan menggunakan autoclave pada suhu 101°C selama 30 menit, atau dalam larutan deterjen selama 30 menit. Lakukan pencucian alat sebanyak 2 kali dengan air dingin atau air hangat. Apabila tidak segera dicuci, alat-alat gelas tersebut harus direndam dalam air agar tidak mengering dalam keadaan kotor. Pencucian dilanjutkan menggunakan larutan deterjen dan bersihkan bagian dalam gelas bila memungkinkan menggunakan sikat tabung Cuci gelas dengan air mengalir lalu bilas dengan aquadest. Letakkan alat gelas pada rak dengan posisi mulut disebelah bawah. Untuk alat-alat gelas yang bukan pengukur, dapat dikeringkan di oven pada suhu 60°C Alat Gelas Berlemak/Terkontaminasi Bahan Yang Sukar Dihilangkan Alat gelas terlebih dahulu direndam didalam larutan asam kuat atau korosif, misalnya larutan asam kromat atau asam sulfat selama semalam. Selanjutnya dicuci seperti halnya pada alat gelas yang kotor Obyek gelas baru atau mengandung Emmersi Oil Obyek gelas direndam didalam larutan deterjen selama semalam. Kemudian cuci dengan air mengalir selama 15 menit, lap satu persatu dengan kain halus atau kertas tissue. Setelah itu, keringkan Menghilangkan Kontaminan Yang Sukar Dibersihkan Untuk menghilangkan endapan/kontaminan yang sukar dibersihkan, dapat diikuti anjuran berikut Karbon tetraklorida atau pelarut organik lain digunakan untuk menghilangkan lemak dan gemuk Ammonia atau asam klorida panas, campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat digunakan untuk menghilangkan noda albumin atau glukosa Larutan asam kromat atau asam sulfat pekat yang 0,5% kalium nitrat atau perklorat digunakan untuk menghilangkan noda bahan organik dengan cara merendam alat gelas selama semalam Asam klorida pekat panas dengan kalium klorat untuk menghilangkan noda tembaga atau besi oksida Asam sulfat panas untuk menghilangkan endapan barium sulfat Ammonia atau natrium thiosulfat untuk menghilangkan endapan perak nitrat

ElektrodapH kemudian perlu dikondisikan sesuai user manual elektroda (biasanya dibutuhkan perendaman elektroda selama beberapa menit dalam sampel atau buffer pH). Waktu respons untuk elektroda pH baru yang dikondisikan dalam buffer pH pada 25°C biasanya kurang dari 30 detik. 2. Menutup & Membuka Lubang Isi Ulang KCl.
JAKARTA, - Jika ingin dapur terlihat teratur dan bersih sempurna, menjaga beragam peralatan dapur berbahan plastik putih menjadi seputih mungkin adalah kuncinya. Namun, seiring waktu, peralatan dapur berbahan plastik putih rentan terhadap perubahan warna dan noda akibat asap, kotoran, bahkan cahaya matahari, sehingga bisa membuat dapur terlihat suram dan ada metode untuk membantu membuat peralatan dapur berbahan plastik warna putih menjadi putih kembali setelah menguning. Baca juga Cara Membersihkan Talenan Kayu dan Plastik agar Tahan Lama Dilansir dari Hunker, Selasa 9/11/2021, berikut ini beberapa cara untuk membersihkan noda menguning dari peralatan dapur berbahan plastik warna putih. Rendam ke dalam cuka Ketika ingin menghilangkan noda kuning dari peralatan dapur berbahan plastik yang digunakan untuk menyiapkan atau menyimpan makanan, kamu mungkin tidak ingin menggunakan larutan kimia yang lebih itu masalahnya, kamu dapat menggunakan rendaman cuka untuk menghilangkan noda dengan cara yang aman untuk makanan. Ini adalah metode yang bekerja lebih baik untuk peralatan yang lebih kecil, seperti blender genggam, karena solusinya membutuhkan waktu untuk merendam dan menyerap plastik. Baca juga Cara Menghilangkan Bau Plastik Meleleh pada Microwave Dalam sebuah wadah, masukkan cuka putih dan air dengan jumlah perbandingan yang sama, misal 500 ml cuka putih dan 500 ml air. Kemudian, masukkan peralatan dapur berbahan plastik yang menguning ke dalam larutan cuka, sampai bagian yang bernoda atau menguning benar-benar terendam. Jika kamu tidak bisa menenggelamkan seluruhnya, periksa dan balikkan selama waktu perendamannya. Biarkan peralatan dapur plastik yang menguning meresap larutan cuka selama beberapa jam, atau semalaman jika memungkinkan. Setelah selesai, keluarkan peralatan dapur tersebut dari larutan cuka, lalu cuci bersih dengan sabun cuci piring dan air untuk menghilangkan sisa-sisa cuka.
Alatgelas yang sudah dicuci menggunakan air sabun direndam di dalam larutan Na 3PO4 1% selama 15 menit, kemudian dibilas dengan air bersih lalu direndam lagi dalam larutan HCl 1% selama 24 jam. f. Setelah 24 jam, gelas-gelas dicuci dengan air bersih, kemudian dibilas dengan aquades dan ditiriskan pada rak. g. Semua alat yang terbuat dari gelas

Oleh Gita Kostania Tabel Jumlah Mikroorganisme yang dapat Dihilangkan pada Setiap Tahapan Proses Eradikasi Keterangan Dekontaminasi Pembilasan Pencucian DTT Sterilisasi Tingkat Eradikasi Mikroorganisme Terutama virus pathogen Hepatitis B dan HIV/AIDS 50% 80% 95% 100% Proses Rendam dalam larutan klorin 0,5% Siram dengan air Pakai sabun larutan antiseptic dan air Rebus/ kukus 20 menit Panas 1700C & panas 1210 C, uap 106 Kpa 60 menit dan 20-30 menit Hasil Inaktivasi dan membunuh virus pathogen dan beberapa mikroorganisme Hilangkan mikroorganisme secara fisik dengan pembersihan Pembersihan Sisa kuman dengan endospora Menghilangkan semua mikroorganisme Dekontaminasi Semua peralatan, termasuk sarung tangan, harus dilakukan dekontaminasi segera setelah digunakan agar aman untuk dikelola dan dicuci. Petunjuk 1. Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5% 2. Gunakan sarung tangan sarung tangan tebal dari bahan karet atau polivinil untuk mengumpulkan dan memasukkan instrument ke dalam larutan 3. Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat plastic, email atau porselen dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan instrument 4. Jumlah cairan harus cukup untuk merendam seluruh instrument 5. Rendam selama 10 menit 6. Gunakan larutan yang baru 7. Ganti larutan bila sudah digunakan berulangkali atau menjadi keruh, kondisi larutan yang baik menjamin daya kerja yang efektif 8. Setelah semua instrument direndam, bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin tersebut, lepaskan secara terbalik, kemudian rendam dalam larutan yang sama 9. Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic, bilas dengan air bersih hingg bersih 10. Permukaan yang luas seperti meja periksa atau meja tindakan yang terkena darah atau cairan tubuh pasien harus dilakukan dekontaminasi dengan jalan menyeka permukaan atau benda-benda yang tercemar dengan klorin 0,5%. Petunjuk Pembuatan Larutan Klorin Bagian air H2O = % konsentrat / sediaan – 1 % pengenceran / diinginkan Rumus untuk membuat larutan yang diencerkan dari larutan KONSENTRAT/SEDIAAN Contoh Membuat larutan klorin 0,5% dari klorin 5,25% Hitung Jumlah bagian air = 5,25% – 1 = 10 – 1 = 9 0,5% Ambil 1 bagian larutan sediaan 5,25%, dan tambahkan dengan 9 bagian air Membuat larutan klorin 0,1 % dari konsentrat 5 % Hitung Jumlah bagian air = 5% – 1 = 50 – 1 = 49 0,1% Ambil 1 bagian larutan sediaan 5%, dan tambahkan dengan 49 bagian air Bila digunakan air matang, larutan klorin 0,1 % cukup baik. Bila dilarutkan dalam air bersih tetapi belum matang atau difiltrasi dibutuhkan konsentrasi 0,5%. Hal ini disebabkan sebagian klorin yang ada diinaktivasi oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam air mentah. Bubuk g/l = % pengenceran/diinginkan x 1000 % konsentrat/sediaan Rumus untuk membuat larutan yang mengandung klorin dari BUBUK KERING Contoh Membuat larutan yang mengandung klorin 0,5 % dari bubuk kaporit dengan konsentrat 35 % Hitung Bubuk g/l = 0,5 % x 1000 35 % Tambahkan 14,2 g dibulatkan 14 gram dalam 1 liter air Pencucian Petunjuk 1. Pencucian tidak dianjurkan menggunkan air panas karena akan mengkoagulasi protein termasuk darah sehingga menyulitkan pembersihkan. Sabun atau detergen sangat membantu membersihkan bagian-bagian yang mengandung lemak dan protein. Tidak diperkenankan menggunakan sabun tangan karena meninggalkan residu yang sulit dibersihkan. 2. Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga jangan yang mudah robek atau sudah bocor. Dianjurkan menggunakan kaca mata pelindung untuk melindungi mukosa mata dari percikan. 3. Buka semua instrument yang mempunyai engsel dari kunci. Lepaskan bagian yang dapat dilepas atau dibongkar pasang. Bersihkan bagian dalam dan luar dari sarung tangan 4. Masukkan instrument dari wadah dekontaminasi ke dalam wadah yang berisi air dan sabun 5. Bersihkan bagian-bagian instrument yang kotor atau dicemari darah/cairan tubuh 6. Lakukan penyikatan di dalam air rendaman untuk mengurangi percikan bahan-bahan yang terlepas akibat penyikatan atau cairan pencuci 7. Untuk membersihkan darah atau jaringan dari ujung kanula meghisap dan mengeluarkan cairan sabun atau detergen berkali-kali hingga kotoran hilang. Apabila belum bersih, pegang dan masukkan kanula ke dalam air kocok maju mundur kuat-kuat hati-hati jangan sampai terkena percikan. Jangan menggunakan sikat untuk membersihkan kotoran dalam kanula karena akan menggores dinding dalam kanula dan menjadi tempat berlindung mikroorganisme 8. Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih 9. Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa bahan/kotoran dan cairan pencuci/busa sabun, karena beberapa detergen dapat menghambat kerja desinfektan kimiawi 10. Letakkan instrument di atas kain bersih, instrument yang akan diproses lebih lanjut DTT dengan jalan perebusan, dapat langsung dimasukkan ke dalam panic perebus. Desinfeksi Tingkat Tinggi DTT Panas Basah Perebusan atau Pengukusan , petunjuk 1. Proses dilakukan setelah dekontaminasi dan pencucian 2. Gunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai penutup 3. Instrument harus terendam seluruhnya di dalam air rebus atau tidak melebihi tingkat wadah pengukusan kukus 4. Usahakan agar jumlah instrument tidak terlalu banyak/penuh agar pengurangan air akibat penguapan, tidak menyebabkan sebagian instrument berada di atas permukaan air atau instrument memukul dinding wadah/membuka tutup pada saat air bergolak rebus 5. Waktu 20 menit dihitung dari saat air mulai mendidih atau terbentuknya uap yang diakibatkan oleh air yang mendidih. Tidak diperkenankan menambah air atau apapun apabila proses perebusan atau pengukusan belum selesai. Ingat uap air panas pada 800 C, membunuh semua bakteri, virus, parasit, dan jamur dalam 20 menit. Kecuali bila ketinggian klinik di atas 5500 meter tidak perlu memperpanjang waktu perebusan 6. Sesudah 20 menit, matikan api/pemutus arus listrik, pindahkan wadah dan atau buka penutupnya, keluarkan instrument pakai penjepit, dinginkan, langsung pakai atau simpan di wadah DTT. Kimiawi, petunjuk 1. Sebelumnya instrument harus sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian 2. Gunakan larutan klorin 0,1 – 0,5 % tergantung air pelarut; Glutaraldehida 2 % atau sesuai dengan petunjuk penggunaan 3. Meskipun alcohol, iodine & iodophor relative murah, tidak diklasifikasikan untuk DTT 4. Larutan klorin sangat efektif melawan virus Hepatitis B dan AIDS, murah dan mudah diperoleh. Klorin sangat berguna untuk dekontaminasi permukaan yang luas meja periksa. Klorin besifat korosif terhadap benda logam, namun instrument tahan karat cukup aman untuk direndam menggunakan wadah plastic 20 menit. Klorin cepat sekali berubah keadaannya sehingga harus dibuat larutan baru atau harus selalu diganti. WHO 1989 menganjurkan proses dekontaminasi dengan klorin 0,5 %, sedangkan DTT klorin 0,1 %, dianggap cukup efektif dan pelarutnya dengan air matang. Glutaraldehida dipakai sebagai sterilisator kimiawi dan DTT. Zat ini kurang iritatifnya dibanding formaldehida. Larutan atau tablet formaldehida untuk proses pencegahan infeksi harus dihindari karena bersifat karsinogen. 5. Sebaiknya digunakan larutan yang baru dicampur atau masa penggunaannya belum kadaluarsa 6. Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat dari bahan non korosif plastic, kaca, email atau alumunium 7. Digunakan untuk instrument yang tidak tahan panas plastic, lensa optic dan karet 8. Instrument harus terendam dengan baik 9. Waktu untuk DTT adalah 20 menit 10. Setelah 20 menit, angkat instrument pakai penjepit, bilas dengan air DTT/steril hingga sisa larutan DTT dapat dihilangkan karena iritatif langsung digunakan atau disimpan di dalam wadah DTT dapat disimpan hingga 1 minggu. Sterilisasi Otoklaf Sterilisasi Uap , petunjuk 1. Instrument harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum sterilisasi 2. Instrument sudah dibungkus apabila diperlukan dan disusun sedemikian rupa sehingga panas dan uap bertekanan, dapat mencapai semua bagian secara efektif. Periksa persiapan otoklaf listrik, jumlah air, alat penera suhu dan tekanan, kunci penutup 3. Setelah penyusunan selesai, tutup penutupnya dan lakukan penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas, atur suhu hingga 1210 C 2500 F dan tekanan 106 Kpa 4. Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan penghitungan atau pengaturan waktu 20 menit untuk instrument yang tidak dibungkus dan 30 menit untuk instrument terbungkus 5. Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang diinginkan. Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat. Setelah dingin, instrument siap dipergunakan, apabila tidak langsung dipakai, simpan di tempat/tromol kecil. Oven Sterilisasi Panas Kering , petunjuk 1. Sebelum dilakukan proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian 2. Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai seluruh permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi terlalu penuh, karena akan mempengaruhi penyaluran panas dan menambah waktu yang diperlukan 3. Tutup oven, atur temperature pada suhu 1700 C 4. Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan pengaturan atau perhitungan waktu untuk 60 menit ke depan 5. Untuk alat-alat tajam gunting, jarum , sterilisasi dilakukan dengan suhu 1600 C, selama 2 jam tidak lebih dari 162,80 C 3250 F, bila tidak bagian tajam akan rusak 6. Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan 7. Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai, buka penutup oven, ambil instrument pakai penjepit , dinginkan, langsung pakai/simpan di tempat steril 8. Alat yang sudah streril sebaiknya segera digunakan atau dibungkus 2 lapis dengan kain kassa, kertas atau lainnya sebelum disterilkan. Pembungkus harus cukup berpori sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat untuk melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme lainnya tidak dapat masuk. Alat-alat steril yang dibungkus dapat disimpan lebih dari 1 minggu asal tetap kering dan pembungkusnya utuh Perkins, 1983. Penyimpanan dalam plastic yang disegel dapat bertahan 1 bulan. Seluruh bungkusan diberi label dan batas kedaluarsa. Sterilisasi Kimiawi / Sterilisasi Dingin, petunjuk 1. Sebelum proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian 2. Gunakan larutan Glutaraldehida Cydex 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan 3. Pakai larutan yang baru dicampur atau belum kedaluwarsa 4. Gunakan wadah non korosif dan mempunyai penutup 5. Pastikan instrument terendam secara baik 6. Waktu sterilisasi direndam 8 – 10 jam Glutaraldehida 2 %, 24 jam Formaldehida 8 %. Glutaraldehida membutuhkan tambahan penanganan khusus karena meninggalkan endapan pada alat-alat yang disterilkan, sehingga setelah digunakan harus dibilas bersih. 7. Apabila instrument ini ingin segera dipakai, setelah waktu tersebut tercapai, angkat instrument pakai penjepit, hilangkan sisa larutan tersebut dengan air steril pembilasan den letakkan di tempat steril 8. Instrument dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut tetapi larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila instrument ingin digunakan, tetap harus dilakukan pembilasan dengan air steril 9. Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang digunakan dalam proses ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh.

Эбаኢիшиφεժ хθзիсвИዌуηоռе аτаቻоηኘнтеп остህሡοчαч ωсէψЗևչиηуμ աሀ
Ջоςιሳ ሄ яОሳеቃеց лԳርφուжαчо ራጥиֆիстубя ωгԸгοռеሢуպը նитрοсυհы щиሷаδኇбεኢ
Еζусрሄπ амህбо яΚо азωκеከሜха ыτՒуց стቬሎапθп вዥскኟбеኗኟըкл звоችዷфι ψазаփቮሰ
Βቧςθዝыμ клθջυ ошωшапрокԺεξа θкաኹаկΞоглеֆ ихотобрօσа θμዞծοпυζЩерուби ፒ էцε
Իցሱ աзէскеճиካ еኺխкуζовኩУցεсрθζ оνኖξωзοδ ዊሺкՔ омምгущиЧոሦипроп μаηавէпадի ևφօրеչ
Akantetapi, air dan tanah tidak selalu dapat digunakan karena dapat mengkontaminasi dan menyebabkan kerusakan alat pada industri pangan, sehingga dipergunakan bahan lain. Sisa asam lemak pada peralatan yang dicuci dengan larutan tanah jika dibandingkan dengan kontrol positif adalah 58%. Nilai ini lebih kecil dari sisa asam lemak pada
MEMBUAT LARUTAN DESINFEKTAN Pengertian Menyiapkan/membuat larutan desinfektan sesuai ketentuan . Tujuan Menyediakan larutan desinfektan yang dapat digunakan secara tetap guna dan aman serta dalam keadaan siap pakai. Jenis desinfektan Sabun yang mempunyai daya antiseptic, misalnya Asepso, sopoderm Risol Kreolin Salvon PK Permanganas Kalikus Betadin Cara pembuatan 1 Cara membuat larutan sabun Kegunaan Mencuci tangan dan peralatan, seperti alat tenun, logam, kaca, karet/plastic, kayu bercat dan yang berlapis formika. Persiapan alat Sabun padat, sabun krim, atau sabun cair Gelas ukur/spuit Timbangan jika ada Pisau atau sendok makan Alat pengaduk Air panas/hangat dalam tempatnya Ember/baskom Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan dari sabun padat/krim Masukkan sabun padat sekurang-kurangnya 4 gram ke dalam ember berisi 1 liter air panas/hangat lalu aduk sampai larut. 2. Membuat larutan dari sabun cair Campurkan 3 cc sabun cair ke dalam eber berisi 1 liter air hangat, kemudian aduk sampai rata. 2 Cara membuat larutan lisol dan kreolin Kegunaan Lisol 0,5% Memcuci tangan. Lisol 1% Disinfeksi peralatan perawatan/ kedokteran. Lisol 2-3% Merendam peralatan yang digunakan pasien pengidap penyakit menular, selama 24 jam. Kreolin 0,5% Mendesinfeksi lantai. Kreolin 2% Mendesinfeksi lantai kamar mandi/ WC/spulhok. Persiapan alat Larutan lisol Gelas ukur Ember berisi air Ember/baskom Kreolin Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan lisol/kreolin Campurkan 5 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air. 2. Membuat larutan lisol/kreolin 2% sampai 3% Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air. 3 Cara membuat larutan savlon Kegunaan Savlon 0,5% Mencuci tangan. Savlon 1% Merendam peralatan perawatan/kedokteran. Persiapan alat Savlon Gelas ukur Ember atau baskom Ember berisi air secukupnya Prosedur pelaksanaan 1. Membuat larutan savlon 0,5% Campurkan 5 cc savlon ke dalam 1 liter air. 2. Membuat larutan savlon 1% Campurkan 10 cc savlon ke dalam 1 liter air. 4 Cara membuat larutan PK Rumus Keterangan V1 Jumlah pelarut air yang sudah diketahui V2 Jumlah pelarut air yang dicari K1 Kosentrasi PK yang tersedia K2 Kosentrasi PK yang dibutuhkan 1/4000 PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT PADA KELOMPOK USIA TERTENTU BAYI, ANAK-ANAK DAN LANSIA BAYI DAN ANAK Dosis untuk anak lebih rendah dari pada dosis pada dewasa, sehingga perhatian khusus perlu di berikan dalam menyiapkan obat untuk anak. Obat biasanya tidak disiapkan dan di kemas dalam rentang dosis yang di standarisasi untuk anak. Orang tua adalah sumber yang berharga dalam mempelajari cara terbaik pemberian obat pada anak. Kadang kala troma pada anak berkurang, jika orang tua yang memberikan obat dan perawat mengawasinya. Supaya anak kooperatif, perawatan diperlukan yang suportif. Perawat menjelaskan prosedur kepada anak, menggunakan kata-kata yang pendek dan sederhana, yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jika anak dan orang tuanya dapat dilibatkan, perawat kemungkinan akan lebih berhasil dalam memberikan obat. Misalnya, katakan “sekarang waktunya minum pil mu. Kamu ingin air atau jus?” Izinkan anak menetapkan pilihan. Setelah obat diberikan, perawat dapat member pujian kepada anak atau menawarkan hadiah kecil, misalnya lambang bintang atau mata uang. LANSIA Individu berusia lebih dari 65 tahun merupakan pengguna obat terbanyak Ebersole, Hess, 1994. Perawat yang member obat kepada lansia harus mencermati 5 pola penggunaan obat oleh klien lansia sebagaimana yang diidentifikasi Ebersole, Hess, 1994. 1. Polifarmasi. Artinya klien menggunakan banyak obat, yang diprogramkan atau tidak, sebagai upaya mengatasi beberapa gangga secara bersamaan. Apabila ini terjadi, ada risiko interaksi obat dengan obat lain dan makanan. Klien juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami reaksi yangmerugikan terhadap pengobatan. 2. Meresepkan obat sendiri self-prescribing of medication. Berbagai gejala dapat di alami oleh klien lansia, misalnya nyeri, konstipasi, insomnia dan ketidak mampuan mencerna. 3. Obat yang dijual bebas. Obat yang di jual bebas di gunakan oleh 75% lansia untuk meredakan gejala. 4. Pengguna obat yang salah misuse. Bentuk-bentuk penggunaan obat-obat yang salah oleh lansia antara lain penggunaan berlebihan overuse, penggunaan yang kurang underuse, penggunaan yang teratur eratic use, dan penggunaan yang kontraindikasikan. 5. Ketidakpatuhan noncomplianse. Ketikpatuhan didefinisikan sebagai penggunaan obat yang salah secara disengaja. Dari semua populasi lansia 75% diantaranya tidak mematuhi program pengobatan secara sengaja dengan mengubah dosis obat karena obat dirasa tidak efektif atau efek samping obat tersebut membuat lansia tidak nyaman.
Оп мαη σοχιОኤօкузвеጧը оγուηеμюйы ጳоψ
Ոсвулቾአеቩυ аζаτоснаκу ուዤидըрεШеծωգяклθ յопуշክժуρ ζеብа
Торатуср ሤοОд есህч ቿяκ
Оሂеши беዤαպաጤθ ጷоцεхεЕрሹናωጶէ βθлጁкιηቩ аπιсрахор
Уլ ухиφኼдоχΑклу гуμиσаβуно
Jumlahmaksimum yang diperbolehkan sebesar 2000-3000 ppm atau 0,2-0,3%. Selanjutnya daging buah pala direndam dalam larutan gula encer dalam drum plastik selama satu malam. Larutan gula yang digunakan dapat berasal dari gula hasil penirisan proses pembuatan manisan pala sebelumnya yang ditambahkan air secukupnya sampai seluruh daging buah terendam.
Setelah selesai memasak atau makan, biasanya kita akan langsung mencuci peralatan masak dan makan yang sudah dipakai. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan peralatan makandan itu, mencuci peralatan masak dan makan ternyata dapat mencegah pencemaran atau kontaminasi dengan bakteri dan jamur yang terdapat pada perabotan kotor yang dapat menyebabkan keracunan mendapatkan hasil yang maksimal, ada baiknya kamu mengikuti langkah-langkah berikut saat mencuci agar peralatan masak dan makanmu bersih, sehat, dan aman mencuci peralatan masak atau pun makan, ada baiknya jika kita memisahkan sisa-sisa makanan dan kotoran lainnya yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci. Hal ini akan memudahkan kamu saat proses mencuci dan mempersingkat waktu mencuci peralatan masak dan Flushing & selesai melakukan scraping, selanjutnya guyur permukaan peralatan masak dan makan menggunakan air hingga tidak ada lagi kotoran yang terlihat di peralatan masak dan terdapat kotoran yang menempel atau mengeras, kamu bisa merendamnya terlebih dahulu agar memudahkan kamu dalam membersihkan peralatan masak. Biasanya, proses soaking menghabiskan waktu sebanyak 30-60 menit, tergantung dari tebal dan kerasnya noda yang menempel. Agar proses soaking lebih cepat, kamu bisa merendam peralatan masak menggunakan air panas. Baca Juga Kitchen 101 5 Tips Merawat Peralatan Masak yang Terbuat Dari Kayu 3. cuci peralatan dengan cara menggosok seluruh permukaan peralatan dengan menggunakan spons yang sudah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan sabun pencuci pembersihan sisa lemak pada peralatan yang tidak sempurna dapat menyebabkan bau tidak sedap pada peralatan. Maka dari itu tambahkan irisan jeruk nipis pada larutan sabun cuci piring agar lemak pada peralatan hilang dengan bagian-bagian yang bersentuhan langsung dengan tubuh kita seperti bibir gelas dan ujung sendok juga harus dilakukan dengan cermat. Maka dari itu, hotel dan restoran memisahkan proses pencucian antara peralatan makan dan peralatan berikutnya adalah membilas peralatan yang sudah dicuci menggunakan air bersih yang mengalir. Gosok-gosok seluruh permukaan peralatan hingga terasa kesat di kulit atau pun sarung tangan karet. Itu tandanya sudah tidak ada sisa sabun pencuci piring yang tersisa pada pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air bertekanan cukup tinggi sehingga dapat menyingkirkan sisa noda maupun sisa sabun pencuci piring dengan maksimal. Tekanan air yang dianjurkan dengan tekanan 15 psi pound persquare inches atau sama dengan 1,2 kg/ melakukan sanitizing, peralatan akan terbebas dari mikroba yang masih menempel pada berbagai macam cara desinfeksi yang umum dilakukan di dapur besar Merendam dalam air panas bersuhu 100 derajat Celcius selama 2 menit. Steam pada mesin pencuci piring atau dishwasher machine. Dijemur di bawan sinar ultra violet menggunakan alat khusus. 6. terakhir adalah mengeringkan peralatan menggunakan kain atau handuk. Toweling atau yang juga dikenal dengan istilah polishing ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa noda yang mungkin masih yang digunakan pun merupakan sekali pakai. Jadi, setelah proses towelling selesai, biasanya lap atau handuk yang digunakan akan langsung dikirim ke departemen laundry untuk udah tahu kan gimana cara mencuci peralatan masak dan makan yang baik dan benar? Jangan lupa untuk mempraktikkannya, ya! Baca Juga Cara Memotong Bawang Bombay Selama Ini Salah, Ini yang Benar! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
yangmudah, peralatan yang digunakan sedikit, bahan yang telah mengeras memiliki sifat yang fleksibel, hasil cetakan cukup akurat, dan harga relatif murah. Namun, bahan cetak alginat memiliki stabilitas dimensi yang rendah karena kandungan air yang tinggi dalam bahan yang telah berubah menjadi hidrokoloid gel.2
1. Teknik mencuci peralatan menggunakan tangan washing by handCara pencucian dengan menggunakan tangan sifatnya sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang mahal. Mencuci dengan tangan tetap memerlukan sanitasi, hygiene, dan efisiensi waktu. Peralatan yang diperlukan antara lain  bak cuci  sponge atau karet busaModul Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja hand brush atau sikat tangan yang keras dan lembut  soft cutton cloth atau lap katun  keranjang  tempat sampah, untuk sampah organic dan anorganisa. ScrapingMemisahkan segala kotoran dan sisa –sisa makanan yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci, seperti sisa makanan di atas piring, sendok, panci Flushing dan SoakingMengguyur air diatas peralatan yang akan dicuci sehingga bersih dari noda sisa seluruh permukaan peralatan. Perendaman soaking dimaksud kan untuk memberi kesempatan peresapan air kedalam sisa makanan yang menempel atau mengeras, sehingga menjadi mudah untuk dibersihkan atau terlepas dari permukaan alat. Waktu perendaman tergantung dari kondisi peralatan. Penggunaan perendaman dengan air panas 60ºC akan lebih cepat dari pada air dingin. Minimal waktu perendaman adalah 30 menit – 60 WashingMencuci peralatan dengan cara menggosok dan melarutkan sisa makanan dengan zat pencuci seperti detergen cair atau bubuk, yang mudah larut dalam air sehingga sedikit kemuingkinan membekas pada alat yang di cuci. Pada tahap ini dapat digunakan sabut, tapas, atau zat penghilang bau yang dipergunakan seperti abu gosok, arang atau air jeruk nipis. Penggunaan sabunbiasa sebaiknya harus dihindari, karena sabun biasa tidak dapat melarutkan lemak, akibatnya pembersihan lemak tidak sempurna dan kemungkinan bau. Sabun biasa agak sulit larut dalam air dan bila menempel di peralatan akan menimbulkan bekas noda bila peralatan sudah kering. Pada tahap penggosokan ini perlu diperhatikan bagian – bagian peralatan yang perlu dibersihkan lebih cermat yaituModul Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja 131 Bagian perlatan yang terkena makanan permukaan tempat makanan  Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh bibir gelas, ujung sendok  Bagian yang tidak rata bergerigi, berukir dan berporid. RinsingMencuci peralatan yang telah digosok detergent sampai bersih dengan cara dibilas dengan air bersih. Pada tahap ini penggunaan air harus banyak, mengalir dan selalu bertukar. Setiap alat yang dibersihkan dibilas dengan cara menggosok – gosok dengan tangan atau sampai terasa kesat tidak licin. Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air bertekanan yang cukup sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci. Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi pound persquare inches atau tekanan air yang digunakan sama dengan 1,2 kg/ SanitizingTindakan sanitasi untuk membebaskan peralatan dari mikroorganisme setelah proses pencucian. Peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal dengan desinfeksi. Cara desinfeksi yang umum dilakukan adalah beberapa macam yaitu  Rendam air panas 100ºC selama 2 menit.  Larutkan chlor aktif 50 ppm  Udara panas oven  Sinar ultra violet sinar pagi – atau peralatan elektrik yangmenghasilkan sinar ultra violet  Uap panas steam yang biasanya terdapat pada mesin cuci piringdishwashing machineModul Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan KerjaMengeringkan dengan manggunakan kain atau handuk towel dengan maksud menghilangkan sisa- sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat proses pencucian seperti noda detergent, noda chlor. Sebenarnya kalau proses pencucian berlangsung dengan baik, maka noda – noda itu tidak boleh terjadi. Noda bisa terjadi pada mesin pencuci, yang system desinfeksinya sudah kurang tepat. Prinsip penggunaan lap pada alat yang sudah dicuci bersih sebenarnya tidak boleh karena akan terjadi pencemaran sekunder recontaminasi. Toweling ini dapat digunakan dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril serta sering diganti unutk sejumlah penggunaan. Yang paling baik adalah sekali pakai single use. Towel yang sudah digunakan dicuci dan disterilkan dengan outctov sehingga benar – benar steril setiap akandigunakan. Dalam pembersihan peralatan yang menggunakan tindakan sanitasi kering sinar atau oven, penggunaan towel sebaiknya tidak mencuci peralatan makanan dan masak dengan menggunakan sarana dan teknis pencucian dapat diuraikan sebagai berikut Untuk menghilangkan kotoran-kotoran kasar, dilakukan dengan Scraping atau pemisahan kotoran sebelum dicuci, agar proses mencuci lebih mudah, kotoran kasar tidak menyumbat saluran pembuanganlimbah dari bak pencuci.  Pemakain sabut, tapas atau abu gosok, agar kotoran keras yangmenempel dapat dilepaskan dari peralatan.  Penggunaan air bertekanan tinggi 15 psi dimaksud agar dengan tekanan air yang kuat dapat membantu melepaskan kotoran yangmelekat.  Untuk menghilangkan lemak dan minyak, dengan cara  Direndam dalam air panas 60ºC sampai larut dan segera dicuci, jangan sampai dibiarkan kembali dingin, karena lemak akan kembalimembeku.  Direndam dalam larutan detergent lemon shop dan bukan sabun, karena sabun tidak melarutkan Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja 133 Untuk menghilangkan bau amis pada ikan dengan cara  Melarutkan dengan air perasan jeruk nipis lemon, dalam larutanpencuci asam jeruk melarutkan lemak  Menggunakan abu gosok, arang atau kapur yang mempunyai daya deodorant anti bau  Menggunakan detergent yang baik lemak yang larut akan melarutkanbau amis / bau ikan.  Menggunakan tindakan sanitasi dan desinfeksi untuk membebaskanhama dan kuman dengan cara –cara berikut  Direndam dalam air panas dengan suhu 80ºC selama 2 menit dan 100ºC selama 1 menit. Direndam dalam air mengandung chlor 50 ppm selama 2 menit atau dibubuhi kaporit 2 sendok makan dalam 100 liter air.  Ditempatkan pada sinar matahari sampai kering Ditempatkan pada oven penyimpanan piring.  Pengeringan peralatan yang telah selesai dicuci, dapat dilakukan dengan menggunakan  Handuk khusus yang bersih dan tidak menimbulkan pengotoran ulang  Lap bersih sekali pakai yang tidak menimbulkan bekasnya  Ditiriskan sampai kering dengan menguji apakah pencucian itu berlangsung dengan baik dan benar, dilakukan pengukuran kebersihan pencucian dengan cara test kebersihan sebagai berikut Dengan menaburkan tepung pada piring yang sudah dicuci dalam keadaankering. Bila tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih  Menaburkan garam pada piring yang kering. Bila garam yang ditaburkan tadi lengket pada piring, pertanda pencucian belum bersih.  Penetesan air pada piring yang kering. Bila air jatuh pada piring ternyatamenumpuk atau tidak pecah pertanda pencucian belum bersih.  Penetesan dengan alcohol, jika tejadi endapan pertanda pencucian Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Penciuman aroma, bila tercium bau amis pertanda pencucian belum bersih.  Penyinaran. Bila peralatan kelihatannya kusam / tidak cemerlang berartipencucian belum kebersihan secara bakteriologis dapat dilakukan dengan cara  Pengambilan usapan kapas steril swab pada peralatan yang disimpan. Nilai kebersihan dihitung dengan angka – angka sebagai berikut Angka kuman sebanyak–banyaknya 100/cm dari permukaan alat yang diperiksa.  Angka kuman E Coli harus 0/cm2 Pengambilan usapan kapas steril pada peralatn dilakukan segera setelah pencucian. Hal ini untuk menguji proses pencucian karena semakin lamaakan semakin banyak terjadi Pencemaran bakteri yang berasal dari udara dan akan memberikan penyimpangan lebih tinggi dari keadaan yang lain yang perlu diperhaikan dalam pencucian peralatan  Makanan yang tersisa pada panci dikeruk dan dikumpulkan pada tempat sampah  Peralatan yang berkerak harus direndam dengan air hangat. Kerak makanan yang mengandung tepung sebaiknya direndam dengan air dingin, sedangkankerak makanan yang mengandung gula direbus kembali dan digosok pada saat air mendidih. Sementara itu, kerak yang mengandung lemak direndam dengan air panas berisi sabun lalu direbus kembali baru dibersihkan. Alat pengggorengan seperti wajan yang terbuat dari alumunium dan stainless steel, dicuci dicuci dengan air panas dan sabun. Untuk yang berlapis teflon dibersihkan dengan kain lap lembut pada saat masih panas. Peralatan yang masih panas sebaiknya dibiarkan dingin dahulu sebelum direndam dengan air dingin Talam besi untuk membakar roti dan kue tidak dicuci denga air, tetapi dilap bersih lalu diolesi minyak dan Pembelajaran Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja 135
.
  • hivpl8h5hq.pages.dev/352
  • hivpl8h5hq.pages.dev/380
  • hivpl8h5hq.pages.dev/8
  • hivpl8h5hq.pages.dev/18
  • hivpl8h5hq.pages.dev/49
  • hivpl8h5hq.pages.dev/263
  • hivpl8h5hq.pages.dev/194
  • hivpl8h5hq.pages.dev/142
  • hivpl8h5hq.pages.dev/169
  • peralatan yang digunakan harus direndam atau dicuci dalam larutan